Saturday, December 25, 2010

Alangkah Lucunya Jalanan Negeriku (Part 1)

Kejadian ini terjadi dalam perjalanan saya pulang ke rumah. Ya mumpung ada libur akhir pekan + cuti bersama di hari natal saya memilih untuk menikmatinya di rumah. Di tengah perjalanan di sekitar Jalan Sumatera (Sumatera apa Sulawesi yaaa . .lupa gak bisa bedain . .-__-a), hp saya berbunyi. Tanpa menghentikan M 2225 GF (motor saya) saya mengambil hp dari kantong untuk melihat siapa yang sms. Ada dua sms masuk, satunya sms konfirmasi pengisian saldo pulsa dan satunya lagi sms dari teman. Memang saya lagi menunggu sms konfirmasi itu. Melihat ada sms lain dari teman saya pun menepi. Saya ingat berita di TV kalau menggunakan hp saat berkendara itu tidak boleh( Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009).

Setelah membalas saya langsung melanjutkan perjalanan. Tak beberapa lama saya melihat seorang berseragam dengan rompi khasnya berwarna hijau kekuningan bertuliskan POLISI. Orang itu menyetir dengan satu tangan, sedang tangan satunya lagi sibuk memainkan hp Qwerty. Kalo saya perhatikan orang itu lagi sms-an. Kemudian dia mendekatkan hp-nya ke telinga mau menelepon. Tapi baru sadar kalo sedang memakai helm dan tidak jadi menelepon. Dia lalu melanjutkan kegiatan ber-smsnya.

"Wah2 ... aparat kok main hp sambil bersepeda motor". Begitu pikir saya. Iseng-iseng saya pun mencoba menegurnya. Saya ingin tahu reaksi petugas pengayom masyarakat kita itu. Berikut percakapan singkat saya dengan polisi itu.

S: "Pak, gag boleh main hp sambil sepeda motoran . ."

P: "Opo'o?"

S: "Kan peraturannya gak boleh."

P: "Lho . .peraturan opo?"

S: *mulai bingung* "Ya peraturannya kan gak boleh menggunakan hp di jalan."

P: "Jere sopo?"

S: *tambah bingung* "Yo pancen ngunu. Gag oleh . ." (sambil menggunakan isyarat melambaikan tangan lalu memperagakan orang lagi sms)

P: *diam sejenak (tertegun)* "hmm, ini lagi ada kecelakaan . ."

Saya melihat air muka dan nada bicaranya mulai berubah. Sepertinya tidak terima saya tegur. Pikir saya: "Wah, daripada cari-cari masalah sama oknum yang suka mencari masalah lebih baik pergi saja. Toh saya sudah menyampaikan".

Saya pun menambah kecepatan dan meninggalkan orang itu (kabur) sambil menunjukkan jempol saya berkata: "Ya weslah ..".


Memang saya bukan orang yang tidak pernah melanggar lalu lintas. Kadang-kadang saya juga melakukannya. Hampir semua orang pasti pernah melakukannya. Mengutip kata senior saya tentang perbuatan jelek : "Ya sekali-sekali tidak apa-apa, iman manusia kan naik turun. Terkadang kita khilaf, tapi kalo diulangi sekali dua kali tiga kali dst ya itu namanya doyan."

Lucu rasanya ketika ingat nama-nama di kebun binatang yang selalu disebut oleh teman-teman setelah mereka 'berurusan' dengan polisi. Polisi memang bukan figur yang dihormati oleh masyarakat kita. Banyak dari masyarakat khususnya rakyat kecil yang tidak bisa terima dengan tindakan polisi, terlepas dari apakah tindakan tersebut sesuai aturan atau tidak. Mungkin masyarakat memang tidak mengacuhkan peraturan atau memang tidak mengerti.

Ada teman saya yang mencoba membela diri saat ditilang: "Liat saja pak, orang-orang itu juga melakukan apa yang saya lakukan (sambil menunjuk orang-orang yang juga melanggar lalu lintas)". Menurut saya pelanggar ya tetap saja pelanggar, meskipun banyak 'temannya' yang tidak ditindak bukan berarti pelanggaran bisa ditolerir. Memang perlu ketegasan untuk menyikapi hal-hal tersebut. Hanya saja kenyataannya ketegasan itu cuma musiman saja. Yang paling sering dikeluhkan orang-orang adalah ketika ketegasan itu hanya berlaku di tanggal tua. Akibatnya banyak masyarakat yang justru memandang rendah sikap mulia itu. Hingga ketika peraturan yang sebenarnya ditegakkan pun masyarakat tidak menganggap hal itu adalah kebenaran.

Saya disini tidak menyalahkan oknum. Saya tidak ingin memprovokasi untuk tidak menyukai polisi. Saya hanya ingin adanya kesadaran dari kedua belah pihak (dalam hal ini adalah masyarakat dan aparat) untuk menciptakan negara yang tertib. Bukan aparat yang mencari-cari kesalahan atau masyarakat yang merasa tidak bersalah saat melanggar peraturan hanya karena melihat pribadi tanpa melihat kebenaran. Marilah bersama mengatakan yang benar itu benar yang salah itu salah. Kalau aparat tidak terima ditegur oleh masyarakatnya bagaimana masyarakat mau ditegur oleh aparatnya. Kalau sama-sama menutup telinga dan membuka mulut tidak akan ada yang menerima manfaat.  Mari mencoba mendengarkan (mencari tahu) sebelum berbicara (Baca juga: Peraturan Lalin 2010 dan sanksinya).

Pambudi Surya
pengguna jalan, warganegara Indonesia

3 comments:

  1. Suangar rekkk,,,, ga kok pisuh'i sisan wae pak p*lisi'ne ku pam..???

    ReplyDelete
  2. ihiiy.. sangar mas.. lha iyo kok gag sekalian di keluarkan semua nama-nama di kebun binatang.. dari 'A' sampe 'Z' haha

    ReplyDelete
  3. Haha...
    Keren pam, sampai berani menegur :)

    Asal jangan sampai menyebutkan semua nama-nama di kebun binatang ae... :D

    Keep posting bos ^^d

    ReplyDelete